Djanger Bali
Djanger Bali adalah salah satu judul album dari Indonesian All Stars (Jack Lesmana dan kawan-kawan) yang menandai landmark musik jazz modern di Indonesia. Sebuah karya jazz yang memetakan perjalanan musik jazz negeri ini dengan melibatkan banyak sosok pemusik jazz Indonesia dan menjadi tonggak sejarah untuk masa sekarang. Karena di situ ada Jack Lesmana, Bubi Chen, Maryono, Benny Mustapha dan Jopie Chen. Jika membahas peta musik jazz Indonesia, sepertinya lebih lengkap jika kita mengenal album yang langka ini.
Djanger Bali | ||||
---|---|---|---|---|
Album studio karya Jack Lesmana | ||||
Dirilis | 1967 | |||
Direkam | Villingen Jerman | |||
Genre | Jazz dan Etnik | |||
Label | SABA Record Jerman | |||
Produser | Joachim Ernest Berendt | |||
Kronologi Jack Lesmana | ||||
|
Album ini terwujud karena ketertarikan pemusik jazz Amerika yang kerap mengamati aktivitas pemusik jazz Indonesia menjelang akhir era '60-an. Setelah tumbangnya rezim Orde Lama Bung Karno. Peniup klarinet Tony Scott asal New York Amerika Serikat ini pernah wara-wiri di Asia sekitar 6 tahun seperti di Thailand, Taiwan, serta Indonesia. Tony yang lalu sempat bermukim di Jakarta justru banyak menyerap musik tradisi kuno yang dibaurkan dengan elemen jazz.
Selama 6 bulan Tony Scott melakukan pendekatan dengan Indonesian All Stars yang didukung Jack Lesmana (gitar), Bubi Chen (piano, zither), Benny Mustapha Van Diest (drum), Maryono (suling, flute, saxophone), dan Jopie Chen (bass). Pada tahun 1967 mereka bertolak ke Berlin, Jerman, untuk mengadakan sebuah pertunjukan.
Selama 2 hari di Berlin grup jazz kebanggaan Indonesia ini melakukan sesi rekaman untuk MPS/Saba Record yang kemudian menghasilkan album "Djanger Bali". Album yang covernya mengambil nukilan salah satu relief di Candi Borobudur ini mengajukan konsep "East meet West". Beberapa instrumen musik tradisional Indonesia seperti suling bambu, kecapi dan siter (zither) dihadirkan pula di album yang diproduseri oleh Joachim Ernest Berendt.
Direkam di Villingen, Black Forrest pada tanggal 27 dan 28 Oktober 1967, dibantu teknisi rekaman Rolf Donner di Saba Tonstudio. Jack Lesmana sendiri banyak memainkan nada rendah pada gitarnya untuk menyiasiati penggantian bunyi gong. Mereka pun mencoba menafsirkan karya George Gershwin "Summertime" dalam perspektif tradisi karawitan. Tak ada intimidasi dari dua kutub budaya yang berbeda. Sesuatu yang mungkin saat itu termasuk sebuah pencapaian yang cukup luar biasa.[1]
Daftar lagu
suntingNol | Tahun | Judul Lagu | Pencipta | Pemain | Aransemen | Durasi |
1 | 1967 | Djanger Bali | Tradisional | All Stars | Bubi Chen & Tony Scott | 5;35 |
2 | 1967 | Mahlke From "Katz Und Maus" | Attila Zoller | All Stars | All | 6;05 |
3 | 1967 | Gambang Suling | Narto Sabdho | All Stars | All | 7;08 |
4 | 1967 | Ilir-ilir | Tradisional | All Stars | Maryono & Tony Scott | 3;58 |
5 | 1967 | Burung Kakaktua | Tradisional | All Stars | Bubi Chen & Tony Scott | 5;18 |
6 | 1967 | Summertime | George Gershwin | All Stars | All | 8;07 |
Personil
sunting- Jack Lesmana - Gitar
- Tony Scott - Klarinet
- Bubi Chen - Piano, Siter
- Maryono - Saksopone, vokal
- Benny Mustapha - Drum
- Jopie Chen - Bass
Produksi
sunting- Produser Eksekutif - Joachim Ernest Berendt
- Produksi - SABA Records Jerman
- Rilis ulang (CD) - Demajors (2015)
Referensi
sunting- ^ [1][pranala nonaktif permanen] Jack Lesmana "Djanger Bali", Rumah musik Denny Sakrie, diakses 29 Maret 2011