0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3K tayangan7 halaman

Tugas 3 Pengantar Ilmu Politik

Tugas 3 membahas perbedaan checks and balances antara Orde Baru dan era reformasi. Checks and balances merupakan pilar penting dalam sistem demokrasi yang menjaga keseimbangan kekuasaan antar lembaga negara.

Diunggah oleh

nabila risna putri
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3K tayangan7 halaman

Tugas 3 Pengantar Ilmu Politik

Tugas 3 membahas perbedaan checks and balances antara Orde Baru dan era reformasi. Checks and balances merupakan pilar penting dalam sistem demokrasi yang menjaga keseimbangan kekuasaan antar lembaga negara.

Diunggah oleh

nabila risna putri
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd

TUGAS TUTORIAL ONLINE KE 3

PENGANTAR ILMU POLITIK

DISUSUN OLEH :
Nama Mahasiswa
NIM Mahasiswa

PROGRAM STUDI ...


FAKULTAS ...
UNIVERSITAS TERBUKA
2024
Tugas 3

Di masa pasca reformasi ini, ada banyak perbedaan baik dalam sistem pemerintahan maupun
dalam kehidupan berdemokrasi di Indonesia, utamanya dalam ranah checks and balances.
Salah satu pembedanya diantaranya adalah masa jabatan presiden yang dibatasi hingga 2
(dua) kali pemilihan (10 tahun). Pada era Orde Baru, pemegang kekuasaan eksekutif tidak
mengenal pembatasan masa jabatan. Tentunya masih ada pembeda lagi yang bisa Anda
bandingkan.

Pertanyaan:

1. Bandingkan mekanisme checks and balances masa Orde Baru dengan era reformasi!
Jawab:

Mekanisme Checks and Balances: Orde Baru vs. Era Reformasi (Tanpa Tabel)

Mekanisme checks and balances di Indonesia mengalami evolusi signifikan dari masa
Orde Baru ke era Reformasi, mencerminkan perubahan paradigma politik dan
konstitusional. Berikut perbandingannya:

Orde Baru:

a. Sistem Politik: Sentralistik dan otoriter, dengan dominasi Presiden Soeharto dan
Golkar.
b. Checks and Balances: Lemah dan tidak efektif.
a. Eksekutif: Presiden memiliki kekuasaan luas, mengontrol DPR/MPR, dan
melantik hakim. Hal ini berpotensi memicu penyalahgunaan kekuasaan.
b. Legislatif (DPR/MPR): Diatur oleh Golkar, menyetujui semua keputusan
eksekutif. DPR/MPR tidak independen dan hanya menjadi alat stempel
eksekutif.
c. Yudikatif: Dipengaruhi eksekutif, tidak memiliki kewenangan penuh untuk
mengadili pejabat tinggi. Lemahnya yudikatif berakibat pada minimnya
penegakan hukum dan perlindungan hak rakyat.
Era Reformasi:

a. Sistem Politik: Demokratis dan desentralisasi, dengan pemisahan kekuasaan yang


lebih tegas.
b. Checks and Balances: Diperkuat melalui amandemen UUD 1945 dan
pembentukan lembaga baru.
a. Eksekutif: Masa jabatan Presiden dibatasi 2 periode, kewenangan dikontrol
DPR/MPR dan MK. Pembatasan masa jabatan ini bertujuan untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh presiden.
b. Legislatif (DPR/MPR): Lebih independen, memiliki kewenangan legislasi
dan pengawasan. DPR/MPR memiliki peran penting dalam mengawasi
kinerja eksekutif dan membuat undang-undang yang pro-rakyat.
c. Yudikatif: Mahkamah Konstitusi (MK) dibentuk, memiliki kewenangan
memutus perkara konstitusi dan mengadili pejabat tinggi. MK berperan
penting dalam menjaga konstitusi dan menegakkan supremasi hukum.

Perbedaan Signifikan:

1. Orde Baru: Dominasi eksekutif, checks and balances lemah, minim akuntabilitas
dan transparansi.
2. Era Reformasi: Pemisahan kekuasaan lebih kuat, checks and balances efektif,
akuntabilitas dan transparansi meningkat.

Perubahan mekanisme checks and balances di era Reformasi merupakan langkah penting
untuk mewujudkan demokrasi yang lebih berkualitas dan melindungi hak-hak rakyat.

Sumber referensi
 MPR. (Tahun). “Checks and Balances dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia.”
Diakses dari https://www.mpr.go.id/hasil-kajian/444/
 Safaat, A. (Tahun). “Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Checks and Balances.”
Diakses dari http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2014/03/MAHKAMAH-
KONSTITUSI-DALAM-SISTEM-CHECKS-AND-BALANCES.pdf
 Media Neliti. (n.d). “Mewujudkan Checks and Balances dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan.” Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/179052-
ID-mewujudkan-cheks-and-balances-dalam-peny.pdf

2. Jelaskan secara singkat praktek checks and balances dalam sistem demokrasi pada proses
berjalannya pemerintahan. Beri contoh dari sumber media massa baik cetak ataupun
online yang relevan dan kredibel. Sertakan tautan (link) sumber online tersebut!
Jawab:

Checks and Balances dalam Sistem Demokrasi: Menjaga Keseimbangan Kekuasaan

Mekanisme checks and balances merupakan elemen penting dalam sistem demokrasi,
berfungsi untuk menyeimbangkan dan mengendalikan kekuasaan antar lembaga negara,
mencegah penyalahgunaan kekuasaan, dan melindungi hak rakyat. Berikut penjelasan
singkat dan contoh penerapannya dalam proses berjalannya pemerintahan:

Penjelasan Singkat:

1. Prinsip: Setiap lembaga negara memiliki kewenangan dan tanggung jawab yang
berbeda, saling mengawasi dan mengendalikan satu sama lain.
2. Tujuan: Mencegah konsentrasi kekuasaan pada satu lembaga, memastikan
akuntabilitas dan transparansi, serta melindungi hak rakyat.
3. Bentuk: Terwujud melalui berbagai mekanisme, seperti pemisahan kekuasaan, proses
legislasi, sistem peradilan, dan pengawasan publik.

Contoh Penerapan:

a. Pemisahan Kekuasaan:
a. Eksekutif: Presiden dan kabinet menjalankan pemerintahan, namun
kewenangannya dibatasi oleh undang-undang dan diawasi oleh DPR dan
MPR.
b. Legislatif: DPR dan MPR membuat undang-undang dan mengawasi kinerja
eksekutif melalui mekanisme seperti interpelasi dan hak angket.
c. Yudikatif: Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi (MK) mengadili
perkara dan memutus sengketa hukum, termasuk sengketa antara eksekutif dan
legislatif.
b. Proses Legislasi:

a. RUU diajukan oleh DPR atau Presiden, kemudian dibahas dan diputuskan
bersama.
b. Presiden memiliki hak veto untuk menolak RUU yang telah disahkan DPR,
namun DPR dapat mengesahkan kembali RUU tersebut dengan suara
mayoritas 2/3.
c. MK dapat membatalkan undang-undang yang dianggap bertentangan dengan
konstitusi.
c. Sistem Peradilan:

a. Hakim dijamin kemerdekaannya dalam menjalankan tugasnya.


b. Masyarakat berhak mendapatkan akses terhadap peradilan yang adil dan
transparan.
c. MK dapat mengadili pejabat tinggi negara atas dugaan pelanggaran hukum.
d. Pengawasan Publik:

a. Media massa memiliki hak untuk memberitakan informasi dan mengkritik


kinerja pemerintah.
b. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses demokrasi dan menyampaikan
aspirasi mereka kepada pemerintah.
c. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat memantau kinerja pemerintah
dan memperjuangkan hak-hak rakyat.

Contoh-contoh di atas menunjukkan bagaimana mekanisme checks and balances


diterapkan dalam berbagai aspek pemerintahan, mulai dari proses legislasi, sistem
peradilan, hingga pengawasan publik. Hal ini merupakan wujud nyata dari demokrasi
yang sehat dan dinamis, di mana kekuasaan tidak terpusat pada satu pihak dan hak-hak
rakyat selalu diutamakan.
Kesimpulan:

Checks and balances merupakan pilar penting dalam sistem demokrasi. Dengan
memahami dan menerapkan prinsip checks and balances secara efektif, kita dapat
mewujudkan pemerintahan yang adil, akuntabel, dan transparan, serta melindungi hak-
hak rakyat.

Sumber referensi

 Narasi “MK Batalkan UU Cipta Kerja: Kemenangan Rakyat atau Kekalahan Oligarki?”
(Kompas, 25 Juni 2021): https://www.youtube.com/watch?v=tl2oiZk-uV0
 “Anies Diminta Jelaskan Polemik Formula E” (CNN Indonesia, 2 Juni 2023):
https://koran.tempo.co/read/nasional/476313/polemik-formula-e-setelah-pemeriksaan-
anies-baswedan
 “Kasus Korupsi Bansos, KPK Diminta Usut Tuntas” (Tempo, 1 Juni 2023):
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230823194019-4-465598/kpk-tetapkan-6-
tersangka-korupsi-bansos-3-orang-ditahan

Anda mungkin juga menyukai