Kota Tasikmalaya
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kota Tasikmalaya
Tasik | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮒᮞᮤᮊᮬᮜᮚ |
• Arab Pegon | تاسيكمالايا |
Julukan:
| |
Motto: | |
Koordinat: 7°19′33″S 108°13′13″E / 7.3258023°S 108.2201805°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 17 Oktober 1986 |
Dasar hukum | UU No. 10/2001 |
Hari jadi | 17 Oktober 2001 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Cheka Virgowansyah (Pj.) |
• Wakil Wali Kota | Lowong |
• Sekretaris Daerah | H. Asep Goparulloh (Pj.) |
Luas | |
• Total | 171,61 km2 (66,26 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 761.080 |
• Kepadatan | 4,400/km2 (11,000/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Sunda (logat Tasik) |
• IPM | 75,47 (2023) tinggi[2] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0265 |
Pelat kendaraan | Z |
Kode Kemendagri | 32.78 |
Kode SNI 7657:2023 | TSM |
DAU | Rp 839.045.684.000,- (2020)[3] |
Situs web | www |
|
Kota Tasikmalaya (bahasa Sunda: ᮒᮞᮤᮊᮬᮙᮜᮚ; atau juga disingkat: Tasik) adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berjuluk Kota Sang Mutiara dari Priangan Timur. Kota Tasikmalaya terletak di jalur utama selatan Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Bandung dengan Kota Surabaya, Jawa Timur. Pada pertengahan tahun 2024, jumlah total penduduk kota Tasikmalaya sebanyak 761.080 jiwa, dengan kepadatan 4.400 jiwa/km2.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kabupaten Tasikmalaya, sebagai daerah kabupaten induknya. Sebelumnya, kota ini merupakan ibu kota dari Kabupaten Tasikmalaya, kemudian meningkat statusnya menjadi Kota Administratif tahun 1976, pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya, dan kemudian menjadi pemerintahan kota yang mandiri pada masa Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya dipimpin oleh bupatinya saat itu H. Suljana W.H.
Sang Mutiara dari Priangan Timur itulah julukan bagi kota Tasikmalaya. Kota Tasikmalaya adalah salah satu kota di Provinsi Jawa Barat. Kota ini terletak pada 108° 08′ 38″ – 108° 24′ 02″ BT dan 7° 10′ – 7° 26′ 32″ LS di bagian Tenggara wilayah Provinsi Jawa Barat. Kota ini dahulu adalah sebuah kabupaten, namun seiring dengan perkembangan, maka terbentuklah 2 buah bentuk pemerintahan yaitu Pemerintahan Kabupaten dan Pemerintahan Kota Tasikmalaya.
Tonggak sejarah lahirnya Kota Tasikmalaya, mulai digulirkan ketika Kabupaten Tasikmalaya di pimpin oleh A. Bunyamin, Bupati Tasikmalaya periode tahun 1976 – 1981. Pada saat itu melalui peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 diresmikanlah Kota Administratif Tasikmalaya oleh Menteri Dalam Negeri yang pada waktu itu dijabat oleh H. Amir Machmud. Wali Kota Administratif pertama adalah Drs. H. Oman Roosman, yang dilantik oleh Gubernur Jawa barat, H. Aang Kunaefi.
Pada awal pembentukannya, wilayah kota Administratif Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.
Kemudian pada tahun 2001, dirintislah pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya oleh Bupati Tasikmalaya, Kol. Inf. H. SuIjana Wirata Hadisubrata (1996 – 2001), dengan membentuk sebuah Tim Sukses Pembentukan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H. Yeng Ds. Partawinata, S.H. Melalui proses panjang akhirnya di bawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001, pembentukan pemerintahan Kota Tasikmalaya sebagai pemerintahan daerah otonom ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI di Jakarta bersama-sama dengan Kota Lhoksumawe, Kota Langsa, Kota Padangsidimpuan, Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, Kota Pager Alam, Kota Tanjung Pinang, Kota Cimahi, Kota Batu, Kota Singkawang dan Kota Bau-bau. Selanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja sebagai Pejabat Wali Kota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung.
Melalui Surat Keputusan No. 133 Tahun 2001, tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Tasikmalaya (PPK-DPRD), selanjutnya pengangkatan anggota DPRD Kota Tasikmalaya disahkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat, No. 171/Kep.380/Dekon/2002, tanggal 26 April 2002, dan pada tanggal 30 April 2002 keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya pertama diresmikan. Kemudian pada tanggal 14 November 2002, Drs. H. Bubun Bunyamin dilantik sebagai Wali Kota Tasikmalaya, sebagai hasil dari tahapan proses pemilihan yang dilaksanakan oleh legislatif.
Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah Kelurahan sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54, tetapi dalam perjalanannya melalui Perda No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan, desa-desa di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan, sedangkan untuk kecamatan bertambah menjadi 10 kecamatan.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Batas Wilayah
[sunting | sunting sumber]Utara | Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya |
Timur | Kabupaten Tasikmalaya |
Selatan | Kabupaten Tasikmalaya |
Barat | Kabupaten Tasikmalaya |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Kota Tasikmalaya diresmikan sebagai Kota Administratif Tasikmalaya melalui Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976, dengan Walikota Administratif Pertama yaitu Drs. H. Oman Roesman yang dilantik oleh Gubernur Jawa Barat H. Aang Kunaefi. Pada awal pembentukannya, wilayah Kota Administratif Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung, dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.[4]
Pembentukan pemerintahan Kota Tasikmalaya sebagai pemerintahan daerah otonom ditetapkan berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, bersama-sama dengan Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kota Padang Sidempuan, Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, Kota Pagar Alam, Kota Tanjung Pinang, Kota Cimahi, Kota Batu, Kota Singkawang, dan Kota Bau-Bau, selanjutnya pada tanggal 18 Oktober 2001, Drs. H. Wahyu Suradiharja dilantik sebagai Penjabat Wali Kota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung.
Melalui Surat Keputusan No. 133 Tahun 2001, tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Kota Tasikmalaya (PPK-DPRD), selanjutnya pengangkatan anggota DPRD Kota Tasikmalaya disahkan melalui Keputusan Gubernur Jawa Barat, No. 171/Kep.380/Dekon/2002, tanggal 26 April 2002, dan pada tanggal 30 April 2002 keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya pertama diresmikan. Kemudian pada tanggal 14 November 2002, Drs. H. Bubun Bunyamin dilantik sebagai Wali Kota Tasikmalaya, sebagai hasil dari tahapan proses pemilihan yang dilaksanakan oleh legislatif.
Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak 15 dan desa sebanyak 54, kemudian melalui Peraturan Daerah (Perda) Nomor 30 Tahun 2003 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan, desa-desa di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi kelurahan, maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan, selanjutnya kecamatan di Kota Tasikmalaya dimekarkan lagi sehingga menjadi sepuluh kecamatan.
Wali Kota
[sunting | sunting sumber]No | Wali Kota | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Wali Kota | |
---|---|---|---|---|---|
— | Cheka Virgowansyah (Penjabat) |
15 November 2022 | Petahana | Lowong |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Tasikmalaya dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[5] | 2019–2024[6] | 2024–2029 | ||
PKB | 2 | 3 | 5 | |
Gerindra | 4 | 10 | 10 | |
PDI-P | 7 | 5 | 4 | |
Golkar | 5 | 5 | 5 | |
NasDem | 1 | 1 | 1 | |
PKS | 4 | 4 | 5 | |
PAN | 5 | 5 | 4 | |
PBB | 3 | 1 | 1 | |
Demokrat | 4 | 2 | 3 | |
PPP | 10 | 9 | 7 | |
Jumlah Anggota | 45 | 45 | 45 | |
Jumlah Partai | 10 | 10 | 10 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kota Tasikmalaya memiliki 10 kecamatan dan 69 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 692.567 jiwa dengan luas wilayah 171,61 km² dan sebaran penduduk 4.035 jiwa/km².[7][8]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Tasikmalaya, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Kodepos[9] | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|---|
32.78.09 | Bungursari | 46138-46139 | 7 | |
32.78.06 | Cibeureum | 46116-46117 | 9 | |
32.78.01 | Cihideung | 46121-46126 | 6 | |
32.78.02 | Cipedes | 46131-46134 | 4 | |
32.78.04 | Indihiang | 46135-46137 | 6 | |
32.78.05 | Kawalu | 46141-46145 | 10 | |
32.78.08 | Mangkubumi | 46127-46129 | 8 | |
32.78.10 | Purbaratu | 46118-46119 | 6 | |
32.78.07 | Tamansari | 46146-46149 | 8 | |
32.78.03 | Tawang | 46111-46115 | 5 | |
TOTAL | 69 |
Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Kota Tasikmalaya merupakan pusat pendidikan ketiga terbesar di Jawa Barat setelah Bandung dan Bogor, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perguruan tinggi yang berada di kota ini, baik perguruan tinggi kementerian lembaga (PTKL), swasta (PTS) ataupun negeri (PTN). Seperti, Politeknik Kesehatan Kemenkes Tasikmalaya, UPI kampus Tasikmalaya, Universitas Siliwangi, dll. Universitas Siliwangi atau biasa di kenal Unsil merupakan perguruan tinggi negeri terbesar di wilayah Karesidenan Priangan Timur, serta merupakan perguruan tinggi pilihan yang menjadi prioritas di mata kalangan masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa rekam jejak universitas ini sangat bagus dan tidak dapat dipandang sebelah mata.
Berikut ini nama Perguruan Tinggi di Kota Tasikmalaya, baik PTKL, PTN, maupun PTS:tampilkan perubahan
- Universitas Siliwangi ( UNSIL )
- Universitas Pendidikan Indonesia ( UPI )
- Universitas Bakti Tunas Husada (Universitas BTH)
- Universitas Bakti Kencana Tasikmalaya
- Universitas Perjuangan Tasikmalaya ( UNPER )
- Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya ( UMTAS )
- Universitas Mayasari Bakti
- Universitas Bina Sarana Informatika (BSI)
- STIA YPPT Tasikmalaya
- Institut Agama Islam Tasikmalaya
- Institut Nahdlatul Ulama Tasikmalaya
- STISIP Tasikmalaya
- STT YBSI Tasikmalaya
- STHG Galunggung Tasikmalaya
- POLTEKKES KEMENKES Tasikmalaya
- STIKES Respati Tasikmalaya
- AKBID Syahida Komunika Tasikmalaya
- Politeknik Triguna
- AMIK BSI Tasikmalaya
- LP3I Tasikmalaya
- STMIK DCI Tasikmalaya
- AKPARTA Siliwangi Tasikmalaya
- STAIC Cipasung Tasikmalaya
- STAI Al Maarif Tasikmalaya
- STAI Al Hasanah Tasikmalaya
- Akademi Analis Kesehatan Tasikmalaya
- STMIK Tasikmalaya
- DPS ( Dirgantara Pilot School ) Tasikmalaya
- Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Hidayah Kota Tasikmalaya https://stai-alhidayah.ac.id
- Institut Teknologi dan Bisnis Riyadlul 'Ulum
- STIABI Riyadlul 'Ulum
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Catatan dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa Tasikmalaya adalah salah satu kota dengan kasus demam berdarah dengue yang tinggi di Provinsi Jawa Barat.[10] Hingga 26 September 2022, Dinas Kesehatan Kotamadya Tasikmalaya menyebutkan bahwa 25 penderita daripada 1.625 kasus di antaranya dinyatakan meninggal dunia.[10]
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Hampir 70%, pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di priangan timur dan selatan berada di kota Ini. Priangan Timur dan selatan yakni membentang dari Kota Banjar di ujung timur Jawa Barat, Kabupaten Ciamis,Kabupaten Pangandaran, Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Sukabumi di ujung barat Jawa Barat, Wilayah Priangan timur dan selatan ini mencapai 40% total keseluruhan wilayah Jawa Barat, itu artinya sepertiga lebih dari pusat perekonomian yang ada di Jawa Barat berada di Kota ini.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Kota Tasikmalaya mengadakan berbagai macam festival berskala nasional maupun internasional seperti Tasik Festival (TAFFEST), Tasik Open 2010 dalam bidang olahraga tingkat nasional, Festival Kuliner Tasikmalaya, Tasikmalaya Craft and Culture Festival, dan festival-festival lainnya yang rutin diadakan tiap tahun di kota ini.
Hal ini membuat perekonomian di Kota Tasikmalaya berkembang karena banyaknya antusiasme para pengunjung dari seluruh Indonesia yang hendak menyaksikan langsung kemeriahan festival-festival tersebut. Festival-festival tersebut memperkenalkan Tasikmalaya serta mengangkat perekonomian warga Tasikmalaya itu sendiri. Oleh karena itu juga, kini nama Tasikmalaya dikenal sebagai kota modern yang menjunjung tinggi kearifan budaya lokal, budaya Sunda khas Tasikmalaya.
Kota Tasikmalaya memiliki potensi pariwisata, di antaranya adalah wisata alam, kerajinan, wisata belanja, wisata religi, seni, budaya, UKM, dll. Dalam potensi UKM dan kerajinan masyarakat, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah UKM terbesar setelah Bandung Raya (Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat) di Jawa Barat.
Kota ini juga memiliki kerajinan beraneka bentuk dan rupa yang mampu menyerap ribuan tenaga kerja. Dengan banyaknya UKM yang tersebar di kota ini, Kota Tasikmalaya disebut juga sebagai Kota UKM. Kerajinan khas Tasikmalaya antara lain adalah Bordir Tasikmalaya yang telah mendunia, Payung Geulis yang telah menjadi ikon Jawa Barat, Kelom Geulis, sandal tradisional asli buatan bangsa Indonesia, batik Tasikmalaya yang tidak kalah dari batik-batik lainnya di Pulau Jawa dengan ciri khasnya, dan kerajinan–kerajinan lainnya.
Kota ini memiliki wisata alam seperti Situ Gede, Gunung Galunggung, Cipatujah, dan objek wisata lainnya ditata menjadi objek wisata alam yang menawan, sehingga sangat potensial dijadikan sebagai kota tujuan wisata di Indonesia.[11]
Kreativitas dan Industri
[sunting | sunting sumber]Kota Tasikmalaya berada persis di tengah-tengah jantung bumi Priangan Timur dan Selatan, diapit oleh Ciamis dengan objek wisata Pangandaran-nya yang telah melegenda, Sumedang dengan objek wisata museum yang menyimpan sejarah perkembangan bumi priangan, dan Garut dengan objek wisata Cipanas-nya yang tersohor. Dengan Posisi Kota Tasikmalaya yang sangat strategis tersebut menjadikan kota ini sebagai Pusat MICE terbesar di Jawa Barat setelah Kota Bandung dan Kota Bogor. Banyak para pelaku tujuan bisnis, wisata, industri, pendidikan, dan lain-lain menjadikan Kota Tasikmalaya sebagai tempat yang tepat untuk memulai aktivitasnya dan dijadikan base camp dari seluruh penjuru Pulau Jawa yang hendak ke Bumi Priangan.[butuh rujukan]
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Kota Tasikmalaya terletak di jalur selatan ini juga memiliki terminal bus Tipe A, yaitu Terminal Indihiang yang merupakan salah satu terminal bus terbesar di Jawa Barat. Titik KM 0 Kota Tasikmalaya berada di Jalan Zaenal. Kota Tasikmalaya juga mempunyai Stasiun Tasikmalaya yang melayani kereta api antarkota lintas selatan Pulau Jawa. Kota Tasikmalaya juga memiliki bandara yaitu Bandar Udara Wiriadinata.
Angkutan perkotaan juga terdapat di Kota Tasikmalaya sebagai sarana transportasi publik yang menghubungkan antar wilayah dalam kota tersebut.
Olahraga
[sunting | sunting sumber]Cabang olahraga yang banyak menetaskan atlet-atlet dari kota ini adalah bulu tangkis, atletik, pencak silat dan renang. Ada satu buah stadion besar di Kota Tasikmalaya, yakni GOR Dadaha yang sering kali dijadikan homebase bagi sebagian atlet di Jawa Barat. Tasikmalaya banyak melahirkan pebulu tangkis nasional dan internasional. Bukan hanya bulu tangkis saja, kota ini melahirkan banyak bibit-bibit atlet masa depan Indonesia yang kelak akan mengharumkan nama indonesia di kancah internasional.[butuh rujukan]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 25 Agustus 2024.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.jabar.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Maret 2024.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (pdf). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 21 Agustus 2021.
- ^ "Sejarah Tasikmalaya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-15. Diakses tanggal 2008-01-16.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Tasikmalaya 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Tasikmalaya 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kota Tasikmalaya
- ^ a b Abdul Halim, Hilmi; S., Asep M. (27 September 2022). "Potensi Kasus DBD di Jabar Tinggi". Kabupaten Purwakarta: Pikiran Rakyat. hlm. 10.
- ^ "Best Places to Visit in Tasikmalaya". September 10, 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-10. Diakses tanggal 2017-09-10.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (Indonesia) Situs web resmi kota Tasikmalaya
- (Indonesia) Peta Kota Tasikmalaya Diarsipkan 2008-10-09 di Wayback Machine.